TAHURA Trail Run 2020

Race ini merupakan pembuka dari semua race yang akan saya ikuti di tahun 2020, dan juga sebagai uji lapangan sekalian test the water dalam menguji kekuatan dan mentality saya terhadap trail running race, karena pada bulan juni 2020 saya berkeinginan untuk mengikuti Rinjani 100 Ultra dimana saya berpartisipasi dalam kategori 75 kilometer dengan Cut Off Time 25 Jam.

Selain sebagai program ujicoba ini juga sebuah family holiday gateaway, karena saya memang sengaja memboyong sekeluarga untuk ke Bandung dalam lawatan saya di Tahura 2020.

Mengambil kategori 42km atau Marathon adalah sebuah kenekatan yang konyol, tanpa persiapan yang matang seperti Bali Marathon. Kalau boleh jujur ini memang race yang sengaja saya ikuti untuk ajang uji coba apakah sebuah lomba bisa diselesaikan hanya dengan mental?

Apa boleh dikata, trail run race yang diadakan pada bulan Januari bisa menjadi sebuah petaka karena jalur yang diguyur hujan sehingga menyebabkan medan yang licin dan berlumpur, bisa dibayangkan saya dua kali jatuh karena licinnya medan dan satu kali kecebur lumbur yang menyebabkan kaki kanan saya hingga lutut dipenuhi lumpur.

Mentality can finish the race, but Cut Off Time only can be beat by training

@rubbiwidiantoro

Waktu masih menyisakan dua jam pada kilometer 30, akhirnya saya memutuskan untuk DNF.

Sentul Hill Trail Run 2019

Hampir 12 bulan lalu saya terakhir mengikuti race lari, yaitu Gede Pangrango Ultra Marathon untuk kelas 21K di Juli 2018. Memang misi tahun ini adalah menyelesaikan Marathon, dan bagian dari misi tersebut salah satunya adalah menjaga stamina dengan mengikuti race SHTR yang diadakan 30 Juni 2019 di Bukit Sentul dan Goat Run Episode Salak yang akan digelar di 4 Agustus 2019 di Cidahu.

2019, saya menyebut sebagai tahun kebangkitan dalam kehidupan lari, selain memperbanyak race dan latihan, ditahun yang sama saya juga harus melakukan re-route dalam karier, sehingga membuat tantangan ditahun ini makin pecah, ha ha ha

SHTR selain ajang latihan, race ini juga sebagai pelepas rindu kepada alam, dan kali ini saya akan berlari bersama sahabat yaitu mas wicaksono. Fyi SHTR ini merupakan trail running pertama mas wicak jika Run 4 River Trail Run Universitas indonesia tidak masuk hitungan, so jadi makin seru dong lari kami berdua.

Enjoy

GPUM: Trail Running Finish Yang Tertunda

Gak terasa, terakhir mengikuti race ternyata di akhir 2014 yaitu Jakarta half marathon dan Sentul Trail Running 30 (STR 30). Memang semacam pilihan yang selalu sulit, selalu ada break/cuti lari yang biasanya memakan waktu dua tahun, dimana harus memilih bersama anak atau terus lari dipagi hari, begini ceritanya. . . .

Melihat timeline di media social, saya mulai lari ditahun 2010 yang berawal ketika tahun pertama menikah dan bingung mau ngapain ketika weekend datang, makanya saya memutuskan untuk berolah-raga, dan larilah yang dipilih. Selain murah dan gampang, mengingat rumah juga dekat dengan ragunan zoo dan sport center lari adalah opsi yang paling masuk akal pada saat itu.

Jangankan lari, jalan saja nafas susah sesak saat memulainya perlahan karena keinginan yang sangat kuat habis itu pun mulai tercipta, lari sekali dalam seminggu akhirnya sanggup empat kali dalam seminggu.

Berawal jalan saja, akhirnya sanggup konsisten lari lima kilometer, hingga memiliki rute sendiri keliling kampung sampai menemukam rute lima km, delapan km, hingga sepuluh km.

GPUM atau Gede Pangrango Ultra Marathon adalah Race yang tertunda, dimana pada tahun 2015 saya mendaftar Gede Pangrango Marathon pertama yang di selenggarakan oleh Kang Hendra Wijaya, sudah register, bayar, dan ambi RPC di senayan, akhirnya terpaksa saya batalkan karena kehamilan kedua istri di bulan ke empat terdiagnosa kehamilan beresiko (baca Teman Danika)

Namun pada tahun 2018 ketika semua masalah tentang Sabia sudah mulai tenang, akhirnya saya memberanikan untuk menyelesaikan finish yan tertunda di tahun 2015