10 tahun terakhir kita disibukan dengan bagaimana cara untuk sebuah brand bisa masuk kedalam aktifitas keseharian konsumen, dan 10 tahun itu juga social media menjadi bareng yang ampuh untuk brand masuk ke konsumen tetapi juga menjadi media yang sangat rentan, karena social media bagaikan hutan rimba yang siap menerjang siapapun yang berbuat salah.
Ketika Konten Tidak Membutuhkan HomePage
ReNegosiasi Dengan Diri Sendiri
“Siapa sih yang gak bosan kalau bekerja ditempat yang sama selama 15 tahun, gue aja yang belum genap 3 tahun udah uring-uringan” ucap gue dalam hati ketika mendengar ucapan mas Dhanang (D) tadi sore. Yup mas D merupakan direktur bisnis Group of Digital Kompas Gramedia dimana tempat gue bekerja saat ini.
Memang obrolan sore tadi terjadi karena ketidaksengajaan, ketika perut dihinggapi lapar karena istirahat siang diisi dengan main FIFA, akhirnya meminta untuk berkunjung ke kantin untuk diisi aka makan.
Setelah selesai menghabiskan mie ayam bakso, tidak lama kemudian muncul sosok mas D ini yang mengambil posisi duduk tepat dihadapan gue. Memang sih telinga ini sudah hampir sebulan lalu mendengar kabar bahwa mas D akan pindah, namun kesempatan bertemu dan bertanya memang jarang sekali, mengingat orang ini super sibuk, ehh tak disangka sosok yang ingin gue tanya macem-macem muncul tanpa diundang.
“Emang gak sayang mas?”
“Butuh waktu berapa lama mikirin untuk pindah mas?”
“Emang disini kurang menantang lagi mas?”
Kira-kira itu pertanyaan yang gue tanyakan dari obrolan sore tadi, memang sih standar banget pertanyaan gue, tetapi justru jawaban yang gue dapet tidak sesestandar yang gue tanyakan, nah bingung gak loe 😁😁😁
Tetiba gue teringat pada 3 tahun yang lalu, mungkin dibulan yang sama yaitu april juga, gue di interview sama mas D, untuk posisi social media specialist, ketika itu gue masih bekerja sebagai head of social media di Bounche Indonesia, dan salah satu pertanyaannya adalah “emang gak sayang sama jabatan sekarang, kan di Kompas.com mas mulai dari awal lagi?”
“Saya mencari tantangan, dan nanti saya juga akan jadi manager kok” dengan tingkat kepedean maksimal saya menjawab, dan jawaban itu juga yang saya dapati dari pertanyaan sore tadi, bahwa apa arti sebuah jabatan ketika sifat dasar manusia kita yaitu curious/penasaran yang memiliki kata kerja tantangan mulai terusik dengan rutinitas tanpa eksplorasi.
Memang 3 tahun adalah waktu yang teramat singkat untuk renegosiasi karier, tetapi dalam jejak karier digital gue, ini merupakan yang pekerjaan terlama loh. Mungkin ini saatnya gue ReNegosiasi dengan diri sendiri mau dibawa kemana rasa penasaran ini?
Salam penasaran
Menyerah Itu Mudah
Poligami itu mudah, tetap memilih monogami itu yang sulit
Ha ha ha, memang tidak ada hubungan antara menyerah dengan poligami, namun keduanya sebuah kata kerja yang sangat mudah untuk dilakukan. Tidak membutuhkan kecerdasan, analisa dan perencanaan yang terukur, yang dibutuhkan hanyalah sebuah alasan.
Dunia itu tidak sempurna, dan juga bukan berarti tidak bisa dibuat sempurna, kira kira begitulah perspektif yang saya percayai. Mulai perseteruaan orang tua di masa kecil, perkuliahan dimasa krisis moneter, hingga karir yang perlu terus dikikir untuk tetap tajam.
Forget everything that you think you know
– Dr Strange
Masih teringat 2 tahun 8 bulan yang lampau, ketika di tanya oleh salah satu GM Kompas.com “emang gak masalah rub, karir dimulai dari staff lagi, loe kan sekarang manager” dan saya menjawab “gak masalah, toh nanti saya juga pasti jadi manager”. Bukan ingin bersombong, jawaban itu hanyalah sebuah pernyataan saya kepada sang GM bahwa saya “siap menerima tantangan dan sangat menyadari bahwa berkarir di Kompas.com tidak mudah”
Memang sih saya belum menjadi manager, dan belum tentu juga saya ingin menjadi manager lagi, dan yang pasti menyerah itu pilihan yang sangat mudah bagi saya dan saya selalu mendapatkan jalan yang tidak mudah.
Salam Kemudahan