Merencanakan dan menentukan liburan akhir tahun 2023 kami bukan perkara mudah, selain harus mencocokan jadwal kegiatan Danika, Sabia dan Maminya, saya juga harus bisa mengakomodir keinginan berkumpul dari keluarga istri dan keinginan ibu saya sendiri yang juga kepengen mudik ke Yogyakarta
Awalnya kami sekeluarga (saya dan istri sih) sepakat liburan tahun ini akan menjelajah Ambarawa-Yogya-Surakarta mulai dari ikutan naik kereta uap di Ambarawa hingga visit candi Borobudur di Magelang dan staycation di Yogya lalu di tutup Silahturahim di Surakarta, namun semua berubah di tiga minggu sebelum keberangkatan, adik istri saya dan keluarga akan liburan ke Bandung satu hari sebelum keberangkatan kami dan mengajak kedua orang tuanya yaitu mertua saya
Dengan adanya rencana baru dari adik ipar maka rute liburan kami kali ini ada perubahan yang mana awalnya destinasi pertama Ambarawa berubah menjadi Bandung dan dibalik perubahan rute ini kami pun memiliki ide lain untuk Danika saat dibandung 🥳
Pada hari keberangkatan saya ke bandung di waktu bersamaan adik saya bersama ibu juga berangkat ke Yogyakarta, dan saya dan istri pun sepakat bahwa kami akan stay selama dua malam, dimana saya akhirnya bisa mengunjungi teman lama yang juga tinggal di Bandung (📷 slide 2) dan alhamdulilah keluarga dari istri juga bisa berkumpul di Bandung (📷 slide 3) ✅
Tidak itu saja, mumpung di Bandung kami menyempatkan berkunjung ke gedung FSRD ITB dan berkeliling sambil menaburkan benih akademis serta mengenalan kepada Danika bahwa kampus ini adalah universitas seni rupa dan design terbaik Indonesia (mungkin ya) (📷 slide 4) ✅
Keluarga istri kembali ke Jakarta, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta melalui tol baru (cisundawu) yang nan indah yang memiliki terowongan menembus bukit dan perbukitan yang hijau elok (📷 slide 5)
Kami setuju akan staycation selama 4 malam di salah satu hotel yang memiliki paket staycation terbaik yang ada di Yogyakarta (📷 slide 6) serta dengan panduan itinary akan mengujungi candi Borobudur (📷 slide 7&8) di Magelang karena Danika & Sabia belum pernah ya hitung-hitung belajar sejarah dan arsitektur serta berkunjung dan menemui ibu saya yang sudah 5 hari di Imogiri Yogyakarta (📷 slide 9) ✅
Dengan sisa dua malam dari liburan akhir tahun saya dan adik beserta ibu saya sudah berada di Surakarta, yess kami memang menutup liburan tahun ini di kota Solo (tapi bukan genk solo ya) kali ini kami tidak berwisata melainkan banyak menghabiskan waktu berkunjung salah satunya ke rumah Adik dari bapak mertua saya di Sukoharjo dan mengunjungi Adik dari alm Bapak saya di Karang Anyar (📷 slide 10) ✅
Liburan akhir tahun 2023 in number 1.458 kilometer jarak tempuh 38 jam 30 menit waktu perjalanan 8 malam di hotel 3 kota 3 provinsi
Tulisan ini merupakan seri pengalaman kami (saya, istri dan danika) bersama Sabia dalam menghadapi diagnosa, cobaan dan bagaimana kami menghadapinya. Karena setelah Googling kami tidak menemukan kasus yang serupa dengan yang Sabia alami, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menuliskannya.
Inilah kisah kami menghadapi ventriculomegaly yang menghinggapi sabia sejak dikehamilan 4 bulan sampai dengan saat ini. Mudah-mudahan bermanfaat.
Terapi Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi(okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu
Consulting
Semenjak Oktober 2020 setelah kami berkonsultasi dengan ibu Romi dari Essa Consulting dimana yang Sabia butuhkan hanyalah bersosialisasi dan bermain dengan sebayanya, perlu diakui Sabia memang mengalami perubahan yang signifikan dalam bersosialisasi terlebih setelah setiap minggu kami (saya dan sabia) road show ke rumah teman-teman.
Namun untuk lebih objective dalam menilai perkembangan Sabia, kami (saya dan istri) masih memerlukan second opinion terhadap perkembangan Sabia karena walaupun saya manusia bertipe observer namun ketika menyangkut masalah anak sudah pasti subjective.
Akhirnya kami memang memilih berkonsultasi dengan Jakarta Child Developmen Center yang beralamat di Kebon Jeruk – Jakarta Barat dan saya spesifik memilih Feka Angge Pramita, M.Psi., Psikolog bukan apa-apa tetapi dengan alasan setelah memperhatikan proses interaksi Sabia dengan orang baru, Bia memiliki kecenderungan lebih mudah dan cepat berinteraksi dengan yang sebaya umurnya jadi Feka saya pilih karena termuda dari yang lain he he he.
16 April 2021 adalah kunjungan Sabia kali ketiga ke JCDC diman pada pertemuan pertama Sabia berkonsultasi ke Feka terkait selective mutisme dan mendapat rekomendasi untuk di lakukan assesment okupasi untuk melihat perkembangan motorik.
Okupasi
Setelah dilakukan essesment oleh Nurhalimah, A.Md.OT pada tanggal 2 April Sabia disarankan untuk mengikuti terapi okupasi minimal seminggu sekali untuk melatih motorik kasar dan keberaniannya.
Namun kali ini saya tidak setuju atas saran Nurhalimah untuk dilakukan terapi seminggu sekali, Pertama untuk ketiga kali kami ke JCDC sehabis pulang dari Global Art Sabia bertanya ke Maminya “kenapa sih Bia harus Terapi?” lalu si mami menjawab “iya, supaya Bia berani untuk ngomong sama orang lain selain mami sama ayah, kalau sudah berani kita gak usah terapi ya, makanya Bia harus benari ngomong sama temen-teman sekolah”
Kedua saya selalu yakin, semua diawali dari keluarga, maka dari itu saya pasti selalu minta drill apa yang bisa kami lakukan di rumah untuk mempercepat terapi Bia ini, terlebih keadaan masih pandemi, saya memang mengurangi interaksi yang terlalu banyak ke tempat umum
Ketiga dengan melihat keadaan fisik Sabia saat ini, saya merasa tidak perlu dilakukan seminggu sekali cukup dibantu dan diperkuat di rumah saja, maka dari itu saya juga meminta drill dan metode latihan kepada Nurhalimah yang bisa saya terapkan di rumah.
Surface Go + Wireless keyboard & Mouse
Ketika si Kakak berulang tahun ke-9 pada tahun 2020 dia mendapatkan hadiah seperangkat Surface Go berserta pen dan keyboardnya, dan seiring perjalanan waktu keyboardnya rusak dan terpaksa pake keyboard desktop yang gede, dan pada ulang tahun ke-10 di tahun 2021 kakak mendapatka hadiah keyboard+mouse+headset wireless, dan sepertinya Bia ingin seperti Danika, dan akhirnya saya berjanji “kalau Bia mau ngomong ke semua orang, mulai dari teman sekolah, miss fifi (global art), kakak Kiki (guru les danika) dan ke keluarga kharis nanti di 7 Agustus 2021 ulang tahun bia Ayah beliin Surface dan white keyboard+mouse”
Tulisan ini merupakan seri pengalaman kami (saya, istri dan danika) bersama Sabia dalam menghadapi diagnosa, cobaan dan bagaimana kami menghadapinya. Karena setelah Googling kami tidak menemukan kasus yang serupa dengan yang Sabia alami, sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menuliskannya.
Inilah kisah kami menghadapi ventriculomegaly yang menghinggapi sabia sejak dikehamilan 4 bulan sampai dengan saat ini. Mudah-mudahan bermanfaat.
Selective mutism adalah gangguan berkomunikasi yang biasanya dijumpai pada anak yang memilih tidak berbicara pada situasi atau orang tertentu, meskipun ia mampu. Misalnya, anak tidak mau berbicara di sekolah. Padahal jika di rumah atau bersama temannya, ia banyak bicara.
Semenjak memasuki jenjang pendidikan Taman Bermain di usia dini hingga ke TK A, Saya melihat Sabia seorang anak yang memiliki kecenderungan pendiam dan jarang bicara kepada teman bermain baik di taman bermain dan TK. Kami mengangggap it just like her sister Danika, dimana semasa taman bermain dan TK Danika memang cenderung pendiam di kelas maupun ketika bermain di luar kelas.
Namun semua berubah ketika Danika memasuki jenjang SD dimana pada kelas 2 dan 3 kami beberapa kali di tegur dan dipanggil oleh wali kelasnya perihal Danika suka ngobrol dengan teman sebelahnya saat kelas sedang berlangsung dan kami (guru) sampai merotasi tempat duduk Danika mulai dari bersebelahan dengan teman perempuan hingga laki-laki tetapi semua tetap diajak ngobrol oleh Danika.
Dengan pengalaman dari si Kakak, saya dan istri berpendapat mungkin Sabia seperti kakaknya yang di taman bermain dan TK cenderung pendiam, dan mungkin nanti di jenjang SD akan berubah. Namun sebelum melihat perkembangan selama di SD, ada tahapan yang harus Sabia dilalui untuk melanjutkan ke jenjang SD, Sabia harus melalui beberapa test, selain ada test kognitif terdapat juga test psikologis serta harus mendapat rekomendasi dari guru TK Sabia
Sabia belum kami rekomendasikan untuk masuk SD, karena secara komunikasi kamu melihat Sabia belum bisa berkomunikasi dengan temannya selama Zoom kelas – Wali Kelas Sabia
Memang di tahun 2020 ini tahun yang berat bagi semua orang tua tidak terkecuali saya baik secara pekerjaan, karena semua harus di remote dari rumah dan masih harus dihadapkan untuk tetap mendampingi anak selama mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sejak Sabia di bangku taman bermain saya menyadari diluar lingkungan rumah Sabia memang sulit untuk memulai percakapan or menjawab pertanyaan dari orang lain (asing) baik itu anak kecil maupun orang dewasa, dan saya juga selalu memberikan rekaman video interaksi Sabia dirumah kepada wali kelas di taman bermain untuk membuktikan bahwa Sabia bisa bernyanyi, ngobrol dengan kakaknya hingga joget-joget bersama, dan sama sekali tidak ada kendala berbicara.
Hingga lulus jejang taman bermain dimana Sabia bersekolah Kirana School yang berada di Jl. Baung Sabia tidak juga bersuara, hingga kakak guru bernama Kak Emi dan Kak ii saking gemesnya selalu berusaha ingin membuat Sabia bersuara hingga kadang beberapa kali Sabia dipaksa jika mau pulang harus menjawab pertanyaan dan itu pun tidak berhasil.
Memasuki jenjang TK dimana Sabia pindah sekolah mengikuti jejak si Kakak yang bersekolah di TK Kreativitas Anak Indonesia di Jagakarsa, dan memasuki tingkat TK A kami juga mendapatkan pertanyaan yang sama yaitu “Sabia belum bisa bicara ya pak?” dan lagi-lagi kami harus memutar ulang video rekaman yang saya punya untuk membuktikan bahwa Sabia tidak memiliki masalah dengan berbicara.
Kami (saya dan istri) akhirnya duduk bareng bersama wali kelas Sabia di TK A untuk membahasnya, dan guru TK A pun sepakat bahwa Sabia tidak memiliki masalah dan bisa bicara dan cuma masih belum keluar aja mungkin masih baru di suasana TK. Bu dina dan bu Nanin sering sekali chat ke istri keadaan Sabia selama di kelas, hingga pada awal tahun 2020 Sabia mulai tertawa di kelas, berbicara dan bermain ke beberapa temannya namun masih belum berbicara dengan guru kelasnya.
Sabia tertawa itu adalah sebuah progress yang bagus selama enam bulan di TK A, dan sudah beberapa menjawab temannya ketika temannya bertanya, ya walaupun hanya berbicara singkat ke beberapa temanya seperti Kharisma dan Ribka.
Disaat bersamaan dunia geger dan mulai resah karena ditemukannya sebuah virus baru ditemukan di Wuhan – China yang kemudian diberi nama Covid-19, virus ini sangat cepat menyebar di China hingga keluar dari dataran China dan pada akhirnya virus itu masuk ke Indonesia di awal Maret dimana pada tanggal 2 Maret Presiden Jokowi mengumumkan dua orang positif Covid-19 dalam hitungan hari tepat pada tanggal 16 Maret Jakarta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan pekerja dan siswa melakukan pekerjaan dan sekolah dari jarak jauh.
Sabia yang diawal tahun 2020 sudah mulai membuka diri dan mulai menemukan kenyamanan terhadap teman-temannya di sekolah TK dihadapkan oleh situasi pandemi yang sedang terjadi sehingga harus melakukan PJJ melalui Zoom dari sebuah laptop setiap pagi hingga bergantinya tahun ajaran 2019-2020 ke 2020-2021 dan naik kelas ke TK B semua proses belajar dan bermain dilakukan di depan laptop.
Saya melihat kemunduran Sabia selama PJJ ini, mulai dari terbatasnya interaksi ke sesama murid di TK, minimnya fokus si anak selama melakukan PJJ zoom, dan yang terpenting hilangnya bagian bermain dari sebuah pembelajaran taman kanak-kanak. Sehingga ini juga yang menjadi faktor kenapa Sabia tidak mendapatkan rekomendasi untuk melanjutkan ke jenjang SD dan guru Sabia menyarankan kami untuk melakukan assessment ke psikolog guna mengehetaui lebih dalam tentang kenapa Sabia tidak mau bicara selain keluarga inti.
Akhirnya kami memutuskan untuk menemui ketua yayasan Taman Kreativitas Anak Indonesia yang juga seorang psikolog yaitu Rose Mini (bunda romi) di kantornya di bilangan Ampera – Cilandak, hari itu tanggal 14 Oktober 2020 kami berkunjung ke kantor bunda romi dengan membawa Sabia untuk di observasi, ruangan bunda romi tergolong besar ada meja kerja, meja dan sofa untuk tamu, lalu kami memasuki ruang kerja bunda romi, diatas meja tamu terdapat 3 gambar dan full set spidol berwarna, kami bertiga disuruh duduk dan si ibu mulai berbicara: “bia mau mewarnai gak? coba dipilih mau mewarnai yang mana?” dan otomatis istri saya langsung merespon “bia mau gambar yang mana, ini, ini apa yang it?” lalu dengan instruksi jari telunjuk menutup bibir memerintahkan untuk istri saya diam.
Sabia sama sekali tidak menyentuh kertas dan spidol tersebut, walaupun istri saya akhirnya mencoba membujuk Sabia untuk memilih gambar namun tetap Sabia tidak bergeming! lalu tidak lama kemudian Bunda Romi berbicara “Sabia ini memiliki ganguan komunikasi “Selective Mutism” lalu saya menunjukan rekaman video interaksi Sabia jika dirumah dan Bunda Romi semakin yakin bahwa Sabia “Selective Mutism” anak ini tidak ada masalah dengan berbicara, cuma memiliki gangguan berkomunikasi dan dia akan otomatis menutup bibirnya untuk ketika memasuki lingkungan baru atau keramaian.
And how we solve this bu? Ya keadaan pandemi seperti ini memang sulit, Sabia harus banyak main dengan teman sebayanya, jika bapak dan itu mengajak Sabia ke tempat baru seperti mall, tempat bermain ada baiknya spare time lebih banyak untuk datang lebih awal agar anak ini bisa melihat proses keramaian dan itu bisa meminimalisasi rasa khawatir dia.
Sambil mendengarkan bunda romi menjelaskan how to nya, otak saya langsung otomatis melakukan beberapa perencanaan untuk mengakomodir kebutuhan Sabia ini, dan berikut apa yang sudah saya lakukan bersama istri untuk mempercepat proses memperbaiki gangguan Sabia.
14 oct – konsultasi ke ibu romi (bayar)
24 oct – main ke rumah Kharisma
28 oct – main ke rumah kharisma
29 oct – kharisma, ribka main ke rumah sabia
7 nov – sabia mau menginap (batal)
8 nov – main lagi ke rumah kharisma
13 nov – sabia join global art
14 nov – kharisma main ke rumah sabia
21 nov – main ke rumah kharisma
Sampai tulisan ini saya dipublish hampir setiap sabtu kami melakukan playdate dan roadshow ke teman-teman TK sabia
Next plan: Main ke rumah ribka ajak kharisma Main ke rumah zee ajak kharisma, ribka Main ke rumah jo ajak kharisma, ribka, zee
Kharisma, ribka, zee dan jo main kerumah sabia dan ibu santi main kerumah sabia untuk perkenalan offline dengan prosedur defensif approach
Propose zoom TKAI
Zoom bareng kharisma (tentative) Zoom lebih awal dengan teman2 yg sabia kenal di offline sebelum mulai zoom reguler (zoom sendiri dengan izin orang tua lain dan guru)
Kami belum tau kapan ini akan berlangsung, namun saya selalu prepare for the worse dan hasil observasi saya selama kurang lebih 1,5 bulan, sabia menunjukan progress yang cepat, buktinya hanya butuh 3 minggu untuk Sabia untuk berbicara dengan Kharisma walaupun percakapan mereka terkadang menggunakan bahasa english, memang selain playdate setiap weekend on daily saya selalu berusaha menyematkan video call yang pada diawali berkirim video recording yang di kirim melalui Whatsapp.
Kenapa Selective Mutism bisa terjadi terhadap Sabia? Bagian terbesar disebabkan karena pola asuh kami yang terlalu over protective, saya tidak menyesal terhadap pola asuh kami lakukan selama ini yang super protective terhadap Sabia karena memang sejarah kehidupan Sabia semenjak kandungan 4 bulan sudah memiliki kelainan, karena hingga pada akhir januari 2020 dimana Sabia mendapat serangan kejang pertama kali, membuat saya semakin erat lagi pengawasan terhadap sabia.
Namun dengan ada nya temuan gangguan Selective Mutism ini selain berdampak terhadap Sabia juga berdampak kepada saya dimana ketika menikah saya memutuskan untuk menjadi anti social, dan karena Sabia ini saya dipaksa untuk bersosial kembali demi kebaikan sosialisasi Sabia, Semoga Sabia sehat dan bisa bermain ya
ATR 5 ini merupakan sepatu kedua hoka dengan seri ATR yang saya miliki dan di pakai karena banyak sepatu yang dibeli tetapi tidak sempat dipakai lari atau race, yang pertama adalah ATR 4 dimana sudah saya pesiunkan karena sudah menemani saya dalam menempuh jarak lebih dari seribu kilometer serta menuntaskan Gede Pangrango Ultra Marathon di kategori 18K di tahun 2018.
Sepanjang karir lari saya, menemukan sepatu yang pas bukanlah perkara mudah, sudah belasan sepatu yang saya beli, pakai dan yang terus saya pakai salah satunya adalah ATR dari hoka, dan hanya sepatu inilah yang masih bertahan saya pakai.
Cocok saat lari, dan pas setelah lari dalam arti lain, sepatu ini sepanjang diajak lari maupun race tidak menimbulkan blister, lecet atau cidera. Tidak hanya medan trail, ATR ini juga kerap saya pakai untuk lari di aspal, mungkin karena dual fungsi untuk dua medan itu sepatu ini masih bertahan saya gunakan.
ATR 5 ini saya pakai di Tahura Trail Race 2020, dan beberapa kali menemani latihan di perbukitan Sentul, dan memang untuk medan tanah berair atau sedikit lumpur ATR 5 kurang grip atau daya cengkramnya tidak bagus, licin dan mudah selip.
Ada yang bilang seri ATR adalah sepatu trail yang dua kali road, ya mungkin ada benarnya, untuk lari di Road OK, untuk lari di semi Trail OK. Tapi jangan sekali-kali mencoba lari di tanah lumpur ya 😂
Memiliki dua anak perempuan yang seorang swimmer dan bepergian atau travel keluar kota bukanlah perkara mudah, pertama menginap di hotel dan harus ada kolam renang, dan usahakan kamarnya juga bisa langsung akses ke kolam renang.
Itulah pengalaman saya sebagai seorang ayah yang suka mengikuti race lari keluar kota dan memiliki dua orang putri yang suka sekali berenang, walaupun dirumah sudah memiliki kolam renang, tetap saja jika menginap di hotel harus ada kolam renangnya, ha ha ha.
Saya memang selalu berusaha disetiap kesempatan mengikuti race lari diluar kota membawa keluarga, baik untuk ajang short family trip, penyemangat ketika lomba dan mencoba membuat semua senang 😀😀😀
Seperti ketika saya mengikuti Bali Marathon 2019 dan yang terakhir Tahura Trail di kota Bandung. Karena race biasanya memakan waktu hari Sabtu atau Minggu sehingga anak-anak tidak harus bolos sekolah jadi masih aman. Ketika mengikuti Tahura 2020 saya sengaja menginap di Sheraton Bandung dengan pertimbangan, pertama hotel ini berdekatan dengan race central yaitu di Hutan Tahura, kedua hotel ini memiliki kamar dengan akses langsung ke kolam renang. Berhubung hotel bintang lima maka dilengkapi dengan playground dan kebun binatang kecil yang pada hari minggu bisa naik kuda pony 😂😂.
So far this is great hotel with perfect location, menginap dengan dua anak di kamar with pool akses membuat race holiday kami berwarna 🌈🌈🌈. I recommed that you try this hotel when visit Dago Bandung.
Sudah lebih dari satu tahun saya tidak membeli sepatu, hingga istri sendiri mengatakan “ayah gak beli sepatu” ha ha ha.
Cukup aneh juga sih kenapa lebih dari setahun belakangan tidak membeli sepatu sama sekali, dan belakangan ini juga saya cenderung menggunakan sepatu itu-itu saja dalam bekerja, padahal sepatu saya lumayan banyak 😂😂😂.
Lebih aneh lagi, yang biasanya di weekend dan bepergian ke mall atau kesebuah tempat biasanya saya memakai sepatu , belakangan ini mau ke mall, berkunjung ke saudara, atau sekedar bermain ke playpark menemani anak saya lebih sering menggunakan sendal jepit berwarna biru tua.
Sebuah perubahan yang aneh dan tidak direncanakan.