Mendengar kata Tik Tok langsung kebayang wajah Bowo alpenliebe, yes Tik Tok mungkin berhutang budi berupa publikasi kepada manusia satu ini dan anak muda ini juga membuka mata anti kaum alay Indonesia bahwa ada media social bernama Tik Tok dan Bowo adalah salah satu rajanya.
Bowo mencuat kepermukaan seingat saya karena viralnya sebuah IG Stories yang menceritakan si bowo ini mengadakan meet n greet dengan memungut biaya, kreatif bukan bowo mampu menjual atau populer karena menjadi dirinya.
Mungkin salah satu langkah yang belum Tik Tok lakukan adalah membawa Bowo kembali ke Tik Tok, bayangan saya sih dengan campaign “Bowo Pulang Kampung” udah kebayang sih bakalan pecah campaign ini. Langkah pertama yang dilakukan adalah dimunculkan teaser postingan bowo dimasa populer diikuti dengan postingan kontroversi mengenai si bowo ini saya jamin hype, lalu yang dulu menolak atai protes dengan Tik Tok dimunculkan sebagai pesan bahwa perbedaan itu biasa namun at the end pesan yang dibawa adalah bahwa Tik Tik untuk semua kreator.
Sedangan dari sisi social media marketing, apa yang bisa dilakukan Tik Tok untung membangun produk atau brand?
Saya memang belum pernah posting di Tik Tok, tetapi sudah register lama, abis bingung mau diisi apa ha ha . Tetapi jika diperhatikan Tik Tok ini sebuah media sosial yang sedang hype, it mean there is the place where the audience are, so if you care about your brand or produk present you should join and create content in Tik Tok
Karena basic saya adalah media, lalu apa keperluan media join di Tik Tok bagi media! The basic marketing is awareness so Tik Tok can be use to branding and reminder audience that your brand still exist.
Memang saat ini Tik Tik masih diisi dengan joget dan music ya entertainmen, belum banyak yang me utilize Tik Tok can to deliver information, maybe this the right content to fill in Tik Tok