Maunya sih di delete, tutup dan uninstall appnya. Betul, perasaan itu yang mungkin sedang saya alami setahun belakangan ini. Media sosial bagi saya sudah tidak lagi menarik dan tidak memberikan pencerahan baik secara pertemanan maupun secara keilmuan.
Masalah terbesar adalah “saya social media manager” ya walaupun udah gak sepenuhnya turun tangan di social media, namun as profesional tidak bisa mengabaikan begitu saja, seperti uninstall, atau bahkan sama sekali menghapus akun media sosial pribadi, suka tidak suka semua akun media sosial perusahaan terkoneksi dengan kepunyaan pribadi.
Twitter sama sekali gak pernah ngetweet, facebook udah gak pernah updates status, path udah gak pernah ngepath, IG juga isinya foto danika dan sabia doang. Lucu sih memang, ketika yang lain tidak bisa lepas dari media sosial, saya malah gak pernah update, cenderung despret untuk menutup.
Parahnya semua notifikasi media sosial juga saya off, karena makin gak membutuhkan media sosial, apa karena profesi saya sebagai social media specialist yang membuat tidak butuh media sosial untuk pribadi, atau memang aselinya saya cenderung tidak peduli dengan orang lain dan gak mau privacy di umbar-umbar dengan mengupdate apapun di media sosial, atau saya memang tidak memerlukan pembuktian dari siapapun, dan juga tidak ingin menghetaui kegiatan orang lain.
Atau mungkin ini saatnya menutup media sosial.