Bekerja di industri digital, apalagi mengelola tim social media untuk sebuah kantor berita sebesar Kompas Gramedia terkadang membuat saya terpaksa harus membuka social media dan social messaging secara rutin setiap hari pada jam-jam tertentu.
Ha ha ha, memang sih eksistensi saya selama ini di social media mungkin kalau bisa dikatakan 70% adalah karena pekerjaan, dan 30% lainya adalah hiburan, dan 30% itu pun biasanya saya gunakan buat menonton 20% dan untuk membaca berita kisaran 10%.
Lalu selama ini updates social media terpaksa?
Gak juga, kadang sesuatu yang saya updates di social media bisa jadi dukungan atas seseorang, selebrasi, atau sekedar mendokumentasikan moment berharga.
Boleh dilihat, bisa dikatakan semua updates saya tidak ada yang berisi keluhan, nyinyir, ya paling ada sindiran halus, karena setelah memulai berkarier di industri digital pada tahun 2008 hingga kini, saya mendapati sebuah kebosanan atas social media diakhir tahun 2015.
Ya memang saya masih updates status, tetapi itu tidak lebih untuk mencoba fitur, inovasi baru atau seperti yang saya ungkapkan diatas.
Februari 2017, perlahan semua kewajiban saya untuk membuka social media mulai di delegasikan bersamaan saya mengangkat subordinate khusus social media.
Namun masih ada PR lain, mengingat ekspansi messaging bertranformasi menjadi social messaging dimana selain alat komunikasi juga sebagai social media, jadi “akhirnya offline” saya tidak sepenuhnya terlaksana, karena sebelum tidur dan bangun tidur tetep check hape untuk liat pesan baru, karena suka tidak suka, mau tidak mau, pesan baru adalah pekerjaan.
Ya saya memang hanya menjadikan Whatapps, LINE, dan BBM untuk komunikasi pekerjaan, dan jangan heran jika di group selain pekerjaan saya mute alias silent reader.
Salam offline